Pentingnya Berdoa

Jangan beri yang sisa untuk islam

Oleh:

KH Bachtiar Nasir

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَ‌بُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُ‌ونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِ‌ينَ

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Surat Ghafir [40]: 60).

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa berdoa dan memohon kepada Allah itu adalah ibadah. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan bahwa orang-orang yang tidak mau berdoa kepadanya, padahal Dia sudah menjanjikan akan mengabulkan doanya sebagai orang-orang sombong sehingga akan dimasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan hina. Dan doa sebagai ibadah itulah yang ditekankan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ ” ، ثُمَّ قَرَأَ : وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ سورة غافر آية

Dari Al-Nu’man bin Basyir ra. ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Doa itu adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat 60 surat Ghafir yang artinya, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Riwayat Tirmizi, Ibnu Majah, Abu Daud, al-Nasa`i dan Hakim).

Dalam riwayat lain disebutkan:

عن أَبِى هُرَيْرَةَ قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَنْ لَا يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,  Dia akan marah kepadanya.” (Riwayat Tirmizi).

Sehingga falsafah doa dalam Islam itu tidak hanya sekadar meminta dan memohon apa yang diinginkan seorang hamba terhadap Tuhannya, tapi doa adalah bentuk penghinaan  dan kerendahan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sang Maha Agung dan Maha Kuasa atas segala sesuatu termasuk mengabulkan apa yang diminta oleh hamba-Nya sehingga tidak tersisa sedikitpun rasa sombong dalam jiwa hamba tersebut. Sebagaimana yang terjadi kepada Qarun yang merasa bahwa segala harta kekayaan yang dia dapatkan adalah hanya atas usaha dan kepandaiannya sendiri sehingga timbullah kesombongan dalam dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan contoh Qarun itu dalam Alquran:

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّـهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُ‌ونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ‌ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِ‌مُونَ

Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (Riwayat al-Qashash [28]: 78).

Doa dalam Islam juga adalah manifestasi dari ketergantungan seorang hamba terhadap Tuhannya, tidak kepada yang lainnya. Karena hanya Allah lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu sehingga tidak sepantasnya seorang hamba lebih berharap kepada makhluk yang tidak mampu memberikan manfaat atau menolak bahaya sedikitpun tanpa izin Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَ‌اءُ إِلَى اللَّـهِ ۖ وَاللَّـهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Surat Fathir [35]: 15).

Adapun mengenai perasaan bahwa sudah banyak berdoa kepada Allah, namun merasa tidak pernah dikabulkan, padahal Allah SWT. telah menegaskan bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya, maka yang harus kita pahami terlebih dulu adalah bahwa tidak selamanya doa yang kita panjatkan itu dikabulkan sesuai dengan apa yang kita minta. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa doa kita itu dijawab dalam tiga bentuk. Yaitu diberikan apa yang kita minta, dihindarkan dari keburukan yang setara dengan kebaikan yang kita minta atau disimpan sebagai bekal pahala kita nanti di akhirat.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا مَأْثَمٌ ، وَلا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلا أَعْطَاهُ إِحْدَى ثَلاثٍ : إِمَّا أَنْ يَسْتَجِيبَ لَهُ دَعْوَتَهُ ، أَوْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ، أَوْ يَدَّخِرَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَهَا ” , قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِذًا نُكْثِرُ , قَالَ : ” اللَّهُ أَكْثَرُ.

Abu Sa’id al-Khudri ra. meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, kecuali akan diberikan kepadanya salah satu dari 3 hal: bisa jadi Allah akan kabulkan doanya(di dunia), atau Allah hindarkan darinya keburukan yang setara dengan hal yang diminta, atau Allah simpan baginya sebagai perbendaharaan pahala semisalnya di akhirat. Para Sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kalau demikian kami akan memperbanyak doa, Rasulullah SAW. bersabda: Allah lebih banyak lagi (mengabulkan).” (Riwayat Tirmizi, Ahmad, Thabrani, Hakim dan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).

Kemudian, perasaan bahwa doa kita tidak dikabul-kabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala padahal kita selalu dan sudah banyak berdoa kepada-Nya itu adalah bentuk isti’jal (ketergesa-gesaan) yang menjadi penyebab akhirnya doa kita memang tidak dikabulkan Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

عن أَبِى هُرَيْرَةَ ، يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ ، فَيَقُولُ : قَدْ دَعَوْتُ رَبِّي فَلَمْ يَسْتَجِبْ لِي. رواه البخارى ومسلم

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Akan dikabulkan doa orang yang berdoa di antara kalian, selagi dia tidak tergesa-gesa. Yaitu ia berkata, ‘aku telah berdo’a tetapi tidak dikabulkan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Sebab Tidak Dikabulkan

Dan tentu kita harus menjaga diri kita dari hal-hal yang menyebabkan doa kita tidak dikabulkan oleh Allah di antaranya adalah:

  • Memakan harta yang haram.

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبا وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال تعالى: ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ). وقال تعالى: ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ). ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء يا رب يارب ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام فأنى يستجاب له). رواه مسلم.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya: “Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah.” (Surat Al-Mukminun [23]: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian”. (Surat Al-Baqarah [2]: 172). Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Rabbku, Ya Rabbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).

  • Tidak yakin akan dikabulkan dan tidak sungguh-sungguh dalam berdoa

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ

Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berdoalah kepada Allah, disertai keyakinan kalian akan terkabulnya do’a kalian, dan ketahuilah oleh kalian, bahwa Allah tidak menerima do’a dari hati yang lupa lagi lalai.” (HR. Tirmizi, Hakim dan Baihaqi).

  • Berdoa meminta sesuatu yang sebenarnya adalah dosa atau bentuk pemutusan silaturrahim.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَنَّهُ قَالَ : ” لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ” ، قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا الِاسْتِعْجَالُ ؟ ، قَالَ يَقُولُ : ” قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي ، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ. رواه مسلم

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda: “Senantiasa akan dikabulkan doa seorang hamba selama dia tidak berdoa dalam perkara dosa, perkara yang memutus silaturrahim, serta selama tidak tergesa-gesa dalam do’anya”. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Apa yang dimaksud ketergesa-gesaan dalam doa Ya Rasulullah?’ Beliau mengatakan, “dia mengatakan aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak melihat Allah mengabulkannya untukku’ kemudian ia pun berpaling dan meninggalkan doanya.” (Riwayat Muslim).

Semoga kita termasuk hamba Allah SWT. yang selalu berdoa kepada Allah SWT. sebagai bentuk ibadah, penghinaaan diri di hadapan Allah SWT. dan ketergantungan kita hanya kepada-Nya.

Wallahu A’lam bish shawab.*

 

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru