Kualitas Hadits Pembagian Tiga Fase Ramadhan

Jangan beri yang sisa untuk islam

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ustaz, benarkah hadits yang menjelaskan bahwa bulan Ramadhan itu terbagi menjadi tiga, yaitu awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari siksa neraka adalah hadits dhaif? Soalnya para penceramah di tempat saya sering menyebutkan hadits ini untuk menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan. Mohon pencerahannya, Ustaz

Hamba Allah.

Jawab:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Hadits tentang pembagian Ramadhan yang dimaksud adalah bagian dari hadits panjang yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahihnya dan Baihaqi dalam Syu’ab al-iman dari Salman al-Farisi. Berikut bunyi ungkapannya dalam hadits tersebut:

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) penuh dengan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) penuh dengan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka.

Mayoritas ahli hadits menegaskan bahwa hadits ini adalah hadits dhaif, baik dari segi sanad (para perawinya) maupun dari segi matan (kandungan hadits).

Dari segi sanadnya hadits dikatakan hadits dhaif karena dua sebab. Pertama, karena dalam hadits ada sanad yang terputus, dimana Sa’id bin al-Musayyab (salah satu perawi yang disebutkan dalam sanad hadits ini) tidak pernah mendengar dari Salman al-Farisi ra. Kedua, dalam sanad hadits ini ada perawi Ali bin Zaid bin Jud’an yang menurut para ulama hadits adalah seorang yang lemah haditsnya.

Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaif al-ma’arif mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih, tetapi ia adalah hadits munkar.

Ibnu Hajar dalam kitab Ithaf al-maharah mengatakan bahwa hadits ini berpusat pada Ali bin Zaid dan dia adalah perawi yang lemah.

Bahkan Ibnu Khuzaimah yang meriwayatkan hadits ini juga mengatakan bahwa, saya tidak berpegang kepada dia karena ia orang yang buruk hafalannya, karena itu ketika meriwayatkan hadits ini beliau menambahkan ungkapan ‘jika hadits ini shahih’.

Masih banyak lagi ulama ahli hadits yang melemahkan Ali bin Zaid bin Jud’an ini. Seperti Imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, Imam An-Nasa’i. Sebagian ulama hadits lain mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits munkar, seperti Abu Hatim al-Razi dan Syaikh Albani.

Sedangkan dari segi matannya, maka hadits ini banyak bertentang dengan hadits-hadits lain yang shahih. Seperti pembagian bulan Ramadhan kepada tiga, mengkhususkan rahmat Allah SWT. Pada awal Ramadhan, ampunan Allah SWT. Pada pertengahan Ramadhan dan pembebasan dari siksa neraka pada akhir Ramadhan. Karena dalam hadits lain ditegaskan bahwa rahmat dan ampunan Allah SWT itu tidak pernah terputus, dan di bulan Ramadhan rahmat dan ampunan Allah SWT itu dilipatgandakan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam banyak hadits Nabi SAW, diantaranya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, Allah ‘Azza wa Jalla mewajibkan atas kalian untuk berpuasa pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan pemimpin-pemimpin setan dibelenggu. Pada bulan itu Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah terhalang dari segala kebaikan.” (Riwayat Al-Nasa`i).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Dan pembebasan dari siksa neraka itu berlaku setiap malam, bukan hanya khusus pada sepuluh malam terakhir saja, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits lain:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا كَانَتْ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَمَرَدَةُ الْجِنِّ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ ، وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ ، وَنَادَى مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ ، وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ

Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah SAW beliau bersabda: “Jika malam pertama Ramadhan datang, maka setan-setan, dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satu pintunya pun yang terbuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada suara yang menyeru, ”Wahai pencari kebaikan! Sambutlah, wahai pencari kejelekan! berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Dan demikian itu pada setiap malam.” (Riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah).

Dengan sangat banyaknya hadits yang shahih tentang keutamaan bulan Ramadhan, maka tidak perlu kita menggunakan hadits-hadits dhaif untuk menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan ini. Apalagi menggunakan hadits palsu. Seharusnya kita takut kepada ancaman bagi mereka yang sengaja menisbatkan suatu hadits kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  padahal itu bukan hadits beliau. Wallahu a’lam bish shawab.*

KH Bachtiar Nasir

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru