Amalan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Jangan beri yang sisa untuk islam

Oleh:

KH Bachtiar Nasir

SEPULUH hari terakhir dari bulan Ramadhan ini mempunyai tempat dan nilai sendiri dalam diri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Karena itulah mereka lebih semangat dan memfokuskan diri untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah mereka dari hari-hari sebelumnya. Mereka betul-betul menginginkan kedekatan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan merasakan berinteraksi secara total dengan-Nya sehingga mereka tidak mau diganggu lagi dengan urusan dan kesibukan duniawi meskipun hal itu halal dan dibolehkan.

قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

Aisyah ra. berkata, “Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan, RasulullahSAW. lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya. (Riwayat Muslim).

Apalagi pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan inilah Allah Ta’ala menyediakan suatu malam khusus bagi umat Islam yang kebaikannya lebih baik dari amal ibadah 1000 bulan, yaitu lailatul qadar. Dengan semangatnya, Rasulullah SAW memberikan teladan bagi umatnya agar betul-betul memanfaatkan waktu 10 terakhir Ramadhan untuk total beribadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT. Serta merasakan kenikmatan iman dan interaksi seorang hamba dengan Sang Khaliknya. Dan jangan sampai kita umat Islam ini menjadi orang yang merugi karena terhalang dari kebaikan yang berlipat ganda yang disedikan Allah di malam lailatul qadar. Dalam suatu hadits dijelaskan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, Allah ‘azza wajalla mewajibkan atas kalian untuk berpuasa pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan pemimpin-pemimpin setan dibelenggu. Pada bulan itu Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah terhalang dari segala kebaikan.” (Riwayat Al-Nasa`i).

Dan diantara amalan dan ibadah yang selalu Rasulullah SAW lakukan dan tingkatkan pada 10 terakhir Ramadhan adalah:

  • Memfokuskan diri beribadah kepada Allah SWT. dengan beri’tikaf di masjid.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ

Dari Abdullah bin Umar ra ia berkata, “Rasulullah SAW selalu beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Membulatkan tekad untuk selalu menghidupkan malam-malam sepuluh terakhir tersebut dengan segala bentuk amal ibadah mulai dari shalat tarawih, qiyamullail, tilawah Alquran, berzikir dan berdoa.

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَت : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلِطُ فِي الْعِشْرِينَ الْأُولَى مِنْ نَوْمٍ وَصَلَاةٍ ، فَإِذَا دَخَلَتْ الْعَشْرُ جَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ

Dari Aisyah, ia berkata, “Nabi SAW pada 20 hari pertama (Ramadhan) mencampurkan antara tidur dan shalat, dan ketika masuk 10 hari terakhir maka beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya. (Riwayat Ahmad).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Rasulullah juga membangun anggota keluarga untuk menghidupkan 10 malam terakhir itu dengan shalat, tilawah, zikir dan doa agar mereka juga mendapatkan keberkahan dan kemuliaan malam-malam itu, terutama lailatul qadar.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ ، شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Dari Aisyah ra. ia berkata, “Nabi SAW. bila memasuki sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan), maka beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Memusatkan jiwa dan segala potensi diri untuk bertaqarrub kepada Allah SWT dengan meninggalkan segala bentuk kesenangan dan kesibukan duniawi yang bisa mengganggu proses taqarrub tersebut.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ ، شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Dari Aisyah ra. ia berkata, “Nabi SAW bila memasuki sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan), maka beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Mengencangkan sarung dalam hadits ini merupakan gambaran akan kesungguh-sungguhan Nabi SAW dalam memperbanyak ibadah dan mengenyampingkan segala bentuk kesenangan dunia yang bisa menganggu fokus dan kekhusyu’an beliau dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  • Betul-betul mengharapkan ampunan Allah SWT dengan memperbanyak berdoa memohon ampunan-Nya dengan penuh kerendahan dan menghinakan diri di hadapan-Nya pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan ini. Dan diantara doa yang paling baik yang diajarkan Rasulullah SAW agar selalu kita ucapkan pada malam lailatul qadar itu adalah:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، أَنَّهَا قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، مَاذَا أَدْعُو بِهِ ؟ قَالَ : ” قَوْلِي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَافِيَةَ فَاعْفُ عَنِّي

Dari Aisyah ra. ia berkata, “Ya Rasulullah! Beritahulah kepadaku tentang doa apa yang harus dibaca jika aku mendapatkan malam lailatul qadr? Nabi SAW menjawab: “Ucapkanlah ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku’.” (Riwayat Tirmizi, Ahmad, Ibnu Majah dan An-Nasai

Itulah diantara amalan dan ibadah yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW dan diikuti oleh para sahabatnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan demi untuk merasakan kelezatan beribadah dan merasakan kedekatan dengan Allah Ta’ala. Tentunya untuk mendapatkan kemuliaan dan keberkahan malam lailatul qadar yang Allah sediakan bagi kaum muslimin di 10 terakhir Ramadhan tersebut.

Wallahu a’lam bish shawab.*

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru