Hikmah Silaturahim

Jangan beri yang sisa untuk islam

Oleh:

KH Bachtiar Nasir

 

ALLAH SWT dan Rasul-Nya memerintahkan umat Islam dan menganjurkan mereka untuk selalu menyambung tali silaturrahim dengan melakukan segala bentuk perbuatan baik kepada karib kerabat kita, dan sangat melarang perbuatan yang menyebabkan terputusnya silaturrahim antar karib kerabat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّـهَ وَلَا تُشْرِ‌كُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْ‌بَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ‌ ذِي الْقُرْ‌بَىٰ وَالْجَارِ‌ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورً‌ا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Surat An-Nisa` [4]: 36).

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْ‌ضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْ‌حَامَكُمْ ﴿٢٢﴾ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّـهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَ‌هُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS. Muhammad [47]: 22-23).

Dan diantara hikmah dan keutamaan menyambung silaturrahim dalam Islam adalah:

– Menyambung silaturrahim merupakan bentuk ketaatan kita dalam melaksanakan perintah Allah SWT.

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ‌ اللَّـهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَ‌بَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ

dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (Surat Al-Ra’d [13]: 21).

– Menyambung silaturrahim merupakan manisfestasi dari iman kepada Allah SWT dan hari kiamat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi SAW. beliau bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia menyambung silaturrahimnya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau lebih baik diam.” (Riwayat Bukhari).

– Menyambung silaturrahim merupakan antara sebab yang memasukkan orang beriman ke dalam surga.

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ ، قَالَ : مَا لَهُ ، مَا لَهُ ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرَبٌ مَا لَهُ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

Abu Ayyub Al-Anshari ra. meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam “Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, ”Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah SAW berkata, ”Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

– Menyambung silaturrahim adalah penyebab dipanjangkannya umur dan dilapangkan dan diberkahinya rezeki seseorang.

عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturrahimnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

– Allah SWT akan menyambungkan orang yang menyambung silaturrahim.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْ خَلْقِهِ قَالَتْ : الرَّحِمُ هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيعَةِ قَالَ : نَعَمْ ، أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ ؟ ، قَالَتْ : بَلَى يَا رَبِّ ، قَالَ فَهُوَ لَكِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ سورة محمد آية 22

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi SAW. beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan seluruh makhluk. Sampai ketika Allah selesai menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata, “Inikah tempat bagi yang berlindung kepada-Mu dari terputusnya silaturahim?’ Allah menjawab, “Benar. Tidakkah kamu senang kalau Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu?” Rahim menjawab, “Tentu, wahai Rabb.” Allah berfirman, “Kalau begitu itulah yang kamu miliki.” Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian mau, maka bacalah ayat berikut ini: Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa maka kalian akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad [47]: 22-23). (Riwayat Bukhari dan Muslim).

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ ، تَقُولُ : مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ ، وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ

Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Rahim itu tergantung di ‘Arsy, ia berkata, “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya.” (HR. Muslim).

– Menyambung silaturrahim adalah salah satu amalan yang paling disukai Allah SWT.

سأل رجل من خثعم رسول الله صلى الله عليه وسلم : أي الأعمال أحب إلى الله؟ قال: الإيمان بالله، قال: ثم مه ؟ قال: ثم صلة الرحم، قال: ثم مه ؟ قال : الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر. قال: قلت يا رسول الله أي الأعمال أبغض إلى الله ؟ قال : الإشراك بالله ، قال: قلت يا رسول الله ثم مه؟ قال: ثم قطيعة الرحم، قال: قلت يا رسول الله ثم مه ؟ قال : الأمر بالمنكر والنهي عن المعروف

Seorang laki-laki dari Khats’am bertanya kepada Rasulullah SAW “Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Rasulullah menjawab: “Beriman kepada Allah”. Kemudian apalagi? Beliau menjawab: “menyambung silaturrahim”. Ia bertanya lagi, “kemudian apalagi? Beliau menjawab: “Menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Kemudian ia berkata, “Ya Rasulullah amalan apakah yang paling dibenci Allah?”. Beliau menjawab: “Menyekutukan Allah”. Ia bertanya lagi, “Kemudian apa lagi ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Memutuskan silaturrahim”. Ia bertanya lagi, “Kemudian apalagi ya Rasulullah?. Beliau menjawab: “Menyuruh kepada kemunkaran dan mencegah dari kebaikan.” (Riwayat Abu Ya’la).

– Rahim itu akan menjadi saksi pada hari kiamat bahwa seseorang telah menyambung silaturrahimnya.

عن ابْن عَبَّاسٍ قال : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : احْفَظُوا أَنْسَابَكُمْ تَصِلُوا أَرْحَامَكُمْ ، فَإِنَّهُ لا بُعْدَ لِلرَّحِمِ إِذَا قُرِّبَتْ ، وَإِنْ كَانَتْ بَعِيدَةً ، وَلا قُرْبَ لَهَا إِذَا بَعُدَتْ وَإِنْ كَانَتْ قَرِيبَةً ، وَإِنَّ كُلَّ رَحِمٍ آتِيَةٌ أَمَامَ صَاحِبِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَشْهَدُ لَهُ بِصِلَةٍ إِنْ كَانَ وَصَلَهَا ، وَفِي قَطِيعَةٍ إِنْ كَانَ قَطَعَهَا

Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Hafalkanlah nasab-nasab kamu maka kamu akan menyambung silaturrahimmu. Sesungguhnya rahim itu tidak akan jauh jika selalu didekatkan meskipun ia jauh, dan ia tidak akan dekat jika selalu dijauhkan meskipun ia dekat. Dan setiap rahim itu akan datang kepada pemiliknya pada hari kiamat dan memberikan kesaksian bahwa ia telah menyambung silaturrahimnya jika ia menyambungnya, dan bahwa ia telah memutuskannya jika ia memutuskannya.” (Riwayat Al-Baihaqi dan al-Hakim).

– Silaturrahim merupakan amalan yang paling disegerakan balasannya di dunia.

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : إِنَّ أَعْجَلَ الطَّاعَةِ ثَوَابًا صِلَةُ الرَّحِمِ ، حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْبَيْتِ لِيَكُونُوا فَجَرَةً ، فَتَنْمُو أَمْوَالُهُمْ ، وَيَكْثُرُ عَدَدُهُمْ إِذَا تَوَاصَلُوا ، وَمَا مِنْ أَهْلِ بَيْتٍ يَتَوَاصَلَونَ فَيَحْتَاجُونَ

Abu bakrah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Sungguh ketaátan yang paling cepat balasannya adalah silaturrahim, sekalipun keluarga itu ahli keburukan, maka (dengan shilaturrahim itu) berkembanglah harta mereka dan bertambahlah banyak jumlah mereka. Dan tidak ada keluarga yang selalu menyambung silaturrahimnya yang akan membutuhkan.” (Riwayat Ibnu Hibban).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ شَيْءٌ أُطِيعُ اللَّهَ فِيهِ أَعْجَلَ ثَوَابًا مِنْ صِلَةِ الرَّحِمِ ، وَلَيْسَ شَيْءٌ أَعْجَلَ عِقَابًا مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada ketaatan kepada Allah SWT. yang lebih cepat mendapatkan pahalanya kecuali silaturahim (menyambung persaudaraan), dan tidak ada suatu kemunkaran yang lebih cepat mendatangkan hukuman kecuali zina dan memutus persaudaraan.” (Riwayat Al-Baihaqi dan al-Daruquthni).

– Silaturrahim menyebabkan kecintaan keluarga kepada orang yang selalu menyambung silaturrahimnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ ، فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ ، مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ ، مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Pelajarilah nasab-nasab kamu yang dapat membantu kalian untuk menyambung silaturrahim kamu, sesungguhnya menyambung silaturrahim itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur.” (HR. Tirmizi, Ahmad dan al-Hakim).

– Menyambung silaturrahim merupakan di antara sebaik-baiknya akhlak ahli dunia dan akhirat.

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآَلِهِ وَسَلَّمَ ، فَبَدَرْتُهُ ، فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ ، وَبَدَرَنِي فَأَخَذَ بِيَدِي ، فَقَالَ : ” يَا عُقْبَةُ ، أَلا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ أَخْلاقِ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ : تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ ، وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ ، أَلا وَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ ، وَيُبْسَطَ فِي رِزْقِهِ ، فَلْيَصِلْ ذَا رَحِمِهِ

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra., ia berkata, “Saya berjumpa dengan Rasulullah SAW maka saya bersegera dan mengambil tangannya dan beliau juga bersegera mengambil tangan saya. Beliau bersabda: “Wahai ‘Uqbah! Maukah kamu akau beritahukan tentang akhlak ahli dunia dan akhirat yang paling baik, yaitu hendaklah kamu meyambung silaturrahim dengan orang yang memutuskan silaturrahim dengan kamu, hendaklah kamu memberi kepada orang yang kikir kepadamu dan memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu. Dan ketahuilah barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rezekinya maka hendaklah ia meyambung silaturrahimnya.” (HR. Ahmad, Al-Hakim, al-Baihaqi dan al-Thabrani).

– Menyambung silaturrahim dapat menghindarkan seseorang dari kematian yang tidak baik.

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ ، وَيُوَسَّعَ لَهُ فِي رِزْقِهِ ، وَيُدْفَعَ عَنْهُ مِيتَةُ السُّوءِ ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Ali ra. meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya dan dihindarkan dari kematian yang buruk maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dan menyambung silaturrahimnya.” (HR. Ahmad, al-Baihaqi dan al-Thabrani).

– Merupakan bentuk berbakti kepada kedua orang tua kita yang sudah meninggal.

عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ , قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ , فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ , أَبَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا , قَالَ : ” نَعَمْ , الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا , وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا , وَإِيفَاءٌ بِعُهُودِهِمَا مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا , وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا , وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah, ia berkata, “Ketika kami sedang bersama nabi SAW tiba-tiba datang seorang laki-laki dari Bani Sulaim dan berkata, “Ya Rasulullah! apakah masih ada ruang untuk aku berbuat baik kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal?” Maka beliau menjawab: “Ada, yaitu dengan mendoakan keduanya, memintakan ampunan bagi keduanya, menunaikan janji mereka setelah kematian mereka, memuliakan dan menghormati teman dan sahabat mereka serta menyambung silaturrahim keluarga mereka.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, al-Baihaqi dan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).

– Orang yang menyambung silaturrahim dengan keluarganya yang memutuskan hubungan dengannya akan selalu mendapat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menghadapi mereka.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : أَنَّ رَجُلًا ، قَالَ : ” يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي ، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ ، فَقَالَ : لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ ، وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa seseorang berkata, “Wahai Rasulullah! Saya mempunyai karib kerabat yang saya selalu menyambung silaturrahim dengan mereka sedangkan mereka selalu memutuskannya, saya selalu berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat jahat kepada saya dan saya selalu berlamah lembut kepada mereka tetapi mereka berbuat jahil kepada saya.” Maka Rasulullah SAW bersabda: “Jika engkau seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau melemparkan abu panas ke wajah mereka dan pertolongan Allah tetap bersamamu menghadapi mereka selama engkau seperti itu.” (HR. Muslim).

Itulah diantara hikmah dan keutamaan menyambung silaturrahim yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada umatnya. Semoga kita termasuk orang yang selalu menjaga dan menyambung silaturrahim di antara karib kerabat kita. Aamiin. Wallahu a’lam bish shawab.*

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru