Oleh:
KH Bachtiar Nasir
HIDAYAH Islam merupakan nikmat terbesar yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-Nya. Karena dengan Islamlah kita akan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat. Kita wajib bersyukur atas nikmat Islam yang telah Allah tanamkan di hati kita karena tidak semua orang mendapatkan nikmat tersebut, di mana banyak orang yang tidak mendapatkan hidayah Islam meskipun dakwah Islam telah sampai kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (Surat Ali ‘Imran [3]: 19).
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Surat Ali ‘Imran [3]: 85).
Diantara tanda kesyukuran kita atas nikmat Islam itu adalah rasa bangga sebagai orang beriman dan hanya mencari kemuliaan dari Allah SWT. Sebagai muslim yang telah tahu dan yakin akan kebenaran Islam dan telah rida dengan Allah SWT sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul, kita juga harus yakin bahwa segala kemuliaan itu adalah milik Allah dan harus bangga dengan keislaman kita.
Di samping dengan menyukuri nikmat Islam, rasa bangga itu juga akan timbul dengan semakin memperdalam pengetahuan kita akan Islam dan mengamalkannya dalam keseharian kita. Sehingga kita mengetahui kelebihan dan keunggulan Islam. Tetapi kita harus berijtihad mendapatkan ilmu pengetahuan kita tentang Islam dari sumbernya yang asli dan dipercaya, terutama yang sesuai dan tidak bertentangan dengan Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, bukan dari sumber yang telah tercemari pemikiran dan faham yang bertentangan dengan kedua sumber utama syariat Islam itu.
Kita harus bangga dan percaya diri bahwa kita adalah orang Islam. Perlihatkan kepada semua orang dengan penuh kebanggaan,”Saya adalah orang Islam”. Kita tidak boleh ragu mengatakan bahwa kita muslim dan Islam adalah agama yang lurus dan benar. Jangan hiraukan mereka yang mendiskreditkan Islam dan umat Islam meskipun dari kalangan umat Islam sendiri. Allah SWT berrfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّـهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri”. (Surat Fushshilat [41]: 33).
Sebagai mukmin kita meyakini bahwa segala kemuliaan dan keagungan adalah milik Allah Ta’ala. Yang mulia itu adalah yang dimuliakan Allah dan yang hina adalah yang dihinakan-Nya.
Sungguh hina orang yang mengaku dirinya beriman tetapi menjadikan orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong mereka dan meninggalkan saudara-saudaranya yang seiman. Malah yang lebih parah lagi adalah yang begitu menyanjung orang-orang kafir, dan selalu mendiskreditkan sebagian besar umat Islam hanya karena ulah segelintir umat Islam yang berlaku korup. Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّـهِ جَمِيعًا
“(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (Surat An-Nisa` [4]: 139).
مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّـهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.” (Surat Fathir [35]: 10).
Kebanggaan akan Islam itulah yang telah dirasakan dan ditunjukkan oleh generasi awal Islam dari zaman sahabat dan tabi’in. Karena mereka telah merasakan manisnya nikmat iman yang tertancap kokoh dalam hati mereka. Dan itulah yang membuat bangsa-bangsa di dunia menghormati dan mengagumi mereka. Ketika menerima kunci Baitul Maqdis, Umar bin Khattab mengungkapkan perkataanya yang terkenal “Kami adalah kaum yang telah dimuliakan Allah dengan Al-Islam, apabila kami mencari kemuliaan selain dari Islam, maka Allah akan hinakan kami.”
Salim bin Abdullah bin Umar ketika sedang thawaf ditanya oleh khalifah Hisyam bin Abdul Malik, “Wahai Salim! Apakah ada yang perlu saya bantu?” Salim menjawab, “Apakah anda tidak malu kepada Allah menawarkan bantuan kepada saya sedangkan saya ada di dalam rumah Yang tidak membutuhkan siapapun.” Maka Hisyam terdiam. Setelah mereka berdua keluar Hisyam menawarkan lagi bantuannya kepada Salim, maka Salim bertanya, “Kebutuhan dunia atau kebutuhan akhirat?” Hisyam menjawab, “Kebutuhan dunia.” Maka Salim menjawab, “Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia! Saya tidak meminta kebutuhan dunia kepada Yang Maha Memiliki segalanya, bagaimana mungkin saya memintanya kepada anda”.*