KH. Bachtiar Nasir: Berlakulah Adil walau di Tengah Gejolak Kebencian

Jangan beri yang sisa untuk islam

JAKARTA–Di tengah situasi dunia yang memanas akibat konflik global, terutama tragedi yang terus berlangsung di Gaza, KH. Bachtiar Nasir, pimpinan AQL Islamic Center, memberikan khotbah Jumat (18/10/2024) yang menggugah di Masjid AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan.

Dalam khutbahnya, ulama yang dikenal sebagai pendakwah tadabbur Al-Qur’an ini menekankan pentingnya berlaku adil, terutama di tengah gejolak kebencian yang semakin merasuki kehidupan sehari-hari.

Beliau membuka khotbahnya dengan seruan syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah kepada umat Islam.

“Bersyukurlah karena Allah telah memberikan kepada kita hari ini nikmat yang sangat besar. Kita bisa melaksanakan shalat Jumat hari ini karena Allah telah memberikan rahmat dan taufik kepada kita semua,” ujar KH. Bachtiar Nasir di awal khotbah.

Menurutnya, shalat yang dilakukan dengan khusyuk merupakan nikmat besar bagi orang-orang yang beriman. Namun, beliau mengingatkan bahwa kemaksiatan yang dilakukan manusia dapat menghilangkan kelezatan iman tersebut. Khatib kemudian mengajak jamaah untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, hingga ajal menjemput.

Teguran atas Kezhaliman dan Kemunafikan di Tengah Tragedi Gaza

Dalam khutbahnya, KH. Bachtiar Nasir menyoroti tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, di mana pembantaian terhadap rakyat Palestina terus terjadi. Beliau menyebutkan bahwa pertempuran yang terjadi di sana bukan sekadar kekerasan fisik, tetapi juga pembunuhan karakter umat Islam di seluruh dunia. Khatib mengecam kemunafikan yang menyebar di kalangan umat Islam, di mana banyak yang seolah-olah tidak peduli dengan penderitaan saudara-saudara mereka di Palestina.

“Seorang politisi internasional pernah mengatakan bahwa 50% umat Islam di dunia telah terpapar penyakit kemunafikan. Bagaimana mungkin, ketika saudara-saudara kita dibantai, kita masih diam membaca berita seperti hilang begitu saja? Ini adalah perbuatan dzalim di hadapan Allah,” tegas KH. Bachtiar Nasir.

Beliau melanjutkan bahwa di Gaza, anak-anak dan perempuan terus dibantai, sementara umat Islam di berbagai belahan dunia diam membisu. Bahkan, situs suci umat Islam, Masjid Al-Aqsa, terancam oleh invasi yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel. Khatib menegaskan bahwa diamnya sebagian besar umat Islam atas tragedi ini adalah indikasi dari lemahnya iman dan kesadaran mereka.

Dalam khutbah tersebut, KH. Bachtiar Nasir juga menyinggung kabar tentang wafatnya Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas di Gaza. Berita yang disebarkan oleh Israel ini dikatakan belum mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak terkait di Gaza. Namun, beliau mengingatkan agar umat Islam tidak termakan propaganda Israel yang kerap kali menyebarkan berita untuk melemahkan semangat perjuangan umat Islam.

“Israel memang gemar menyebarkan berita-berita yang melemahkan kekuatan umat Islam. Salah satunya dengan menyebarkan berita wafatnya tokoh-tokoh penting seperti Yahya Sinwar. Ini taktik mereka untuk membangkitkan hati orang-orang munafik yang senang dengan penderitaan para pejuang,” ujar KH. Bachtiar Nasir.

Menurutnya, umat Islam harus berhati-hati dengan propaganda semacam itu dan terus memperkuat solidaritas dalam perjuangan membebaskan Palestina. Kebahagiaan atas penderitaan saudara-saudara sesama Muslim, apalagi di tempat suci seperti Gaza, adalah tanda kemunafikan yang sangat berbahaya.

Keadilan di Tengah Gejolak Kebencian
Tema utama khutbah KH. Bachtiar Nasir adalah pentingnya berlaku adil, bahkan di tengah gejolak kebencian yang melanda hati manusia.

Beliau mengutip firman Allah dalam Surat Al-Ma’idah [5]: 8, yang menyeru umat Islam untuk senantiasa menegakkan kebenaran dan bersaksi dengan adil, meskipun kebencian terhadap suatu kaum dapat mendorong mereka untuk bersikap tidak adil.

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa,” KH. Bachtiar Nasir mengutip ayat tersebut dengan penuh semangat.

Beliau juga mengingatkan jamaah agar tidak terjebak dalam kebencian yang berlebihan, terutama di tengah situasi politik dan sosial yang sedang memanas.

“Kebencian yang berlebihan bisa menyebabkan kehancuran, begitu juga dengan cinta yang berlebihan,” ungkapnya, mengutip sebuah kata bijak.

Khatib mengajak seluruh jamaah untuk tetap berlaku adil dan objektif dalam menilai situasi, terutama dalam menghadapi pergantian pemerintahan dan peristiwa politik di Indonesia.

Pembebasan Masjidil Aqsha dari Masjid

Khatib juga menyampaikan bahwa perjuangan untuk membebaskan Masjidil Aqsha harus dimulai dari masjid. “Tidak ada cara lain untuk membebaskan Masjidil Aqsha kecuali kita bergerak dari masjid,” katanya.

Beliau menyeru agar umat Islam kembali memakmurkan masjid, memperbanyak shalat berjamaah, dan melaksanakan qiyamul lail (shalat malam). Menurutnya, kekuatan spiritual dari masjid adalah kunci untuk membebaskan situs suci umat Islam tersebut.

Pada malam Ahad yang akan datang, AQL Islamic Center bersama beberapa masjid lainnya akan mengadakan munajat bersama, memohon kepada Allah agar pemerintahan Indonesia yang baru bisa menjadi pemerintahan yang adil dan amanah. KH. Bachtiar Nasir juga menekankan pentingnya menjaga kedaulatan bangsa, serta berperan aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menjaga kesucian Masjidil Aqsha.

Pergantian Pemerintahan dan Harapan untuk Masa Depan

Dalam khutbahnya, KH. Bachtiar Nasir turut menyinggung pergantian pemerintahan yang akan terjadi pada 20 Oktober mendatang. Beliau mengajak jamaah untuk bermunajat kepada Allah, memohon agar pemerintahan yang baru dapat menegakkan keadilan dan melaksanakan amanah rakyat dengan baik. Namun, beliau juga mengingatkan agar umat Islam tetap kritis dan menjalankan perintah amar ma’ruf nahi mungkar, serta senantiasa berlaku adil dalam menyikapi pemerintahan, terlepas dari suka atau tidak suka terhadap pemimpin yang terpilih.

“Sebagai rakyat, tugas kita adalah membangun bangsa dengan penuh keadilan dan doa,” ucapnya. KH. Bachtiar Nasir menekankan bahwa keadilan adalah pondasi utama dalam membangun sebuah bangsa yang kuat dan berdaulat.

Di penghujung khotbah, KH. Bachtiar Nasir menekankan pentingnya doa sebagai senjata terakhir umat Islam. Beliau mengajak jamaah untuk senantiasa mendoakan saudara-saudara mereka di Gaza dan Palestina, serta berdoa agar pemerintahan yang baru di Indonesia dapat menjalankan amanah dengan adil dan menjaga kedaulatan bangsa. “Kita harus bermunajat kepada Allah, meminta rahmat-Nya untuk Indonesia dan Palestina. Mudah-mudahan bangsa kita kuat dan Masjidil Aqsa bisa kita bebaskan,” tutupnya.

Khotbah ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus memperjuangkan keadilan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan tetap menjadikan masjid sebagai pusat kekuatan spiritual mereka.* (MBS)

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru