Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu

Jangan beri yang sisa untuk islam
Ilustrasi

Oleh:

KH Bachtiar Nasir

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لِّلَّـهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْ‌ضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللَّـهُ ۖ فَيَغْفِرُ‌ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ‌

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surat Al-Baqarah [2]: 284).

قُلِ اللَّـهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ‌ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ‌

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surat Ali ‘Imran [3]: 26).

Dalam ayat-ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan kepada hamba-Nya bahwa Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu dan memerintahkan hamba-Nya untuk meyakini dan mengimanai hal itu. Makna dari keimanan kita sebagai mukmin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu itu adalah meyakini dengan keyakinan yang teguh tanpa ada keraguan sedikit pun. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas dan berbuat sesuai kehendak-Nya. Keyakinan itulah yang menimbulkan dalam hati seorang hamba keimanan terhadap qadha` dan qadar Allah SWT yang merupakan salah satu rukun iman.

Keyakinan dan keimanan kita terhadap qadha` dan qadar Allah SWT itu sangat berpengaruh bagi seorang mukmin dalam menjalani kehidupannya. Di antara pengaruh keimanan terhadap qadha` dan qadar itu adalah:

  • Selamat dari kesyirikan. Karena tidak sempurna tauhid seseorang kecuali ia meyakini bahwa Allah lah satu-satunya yang menciptakan dan menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, tidak sedikit orang yang tersesat sehingga ada yang meyakini bahwa kebaikan itu dari Allah, sedangkan keburukan itu dari tuhan atau kekuatan lain selain Allah SWT.  Sehingga mereka juga takut kepada tuhan-tuhan itu dan menyembahnya.
  • Kayakinan ini juga membuat seorang mukmin selalu istikamah di jalan Allah baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah karena seorang mukmin yang meyakini takdir Allah akan menjalani kehidupannya di jalan Allah secara istikamah. Dimana nikmat tidak membuatnya lalai dan sombong sebaliknya musibah tidak membuatnya putus asa karena ia meyakini itu semua dari Allah SWT.

قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّـهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّـهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. (Surat At-Taubah [9]: 51).

  • Keyakinan ini juga akan menimbulkan sifat berani dan tidak takut apa pun kecuali kepada Allah SWT. Karena ia meyakini bahwa tidak ada sesuatu pun yang akan menimpa dia kecuali atas izin dan kuasa Allah SWT.
  • Keimanan terhadap takdir Allah ini juga akan membuat seorang hamba selalu hati-hati dan tidak merasa tenang dengan keimanan dan amal shaleh yang telah dilakukannya karena hanya orang merugilah yang merasa aman dan tenang terhadap kuasa dan rekayasa Allah SWT.

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ‌ اللَّـهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ‌ اللَّـهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُ‌ونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Surat Al-A’raf [7]: 99).

Seorang hamba yang yakin akan takdir Allah itu menyadari bahwa hati seseorang itu selalu bisa berubah dan berganti. Seorang mukmin selalu takut jika datang sesuatu yang dapat menyesatkannya atau Allah akan mengakhiri hidupnya dalam keadaan su`u al-khatimah (akhir yang buruk) dan hal ini membuatnya selalu berdoa kepada Allah SWT dan memperbanyak amal kebaikannya serta menjauhi maksiat dan perkara-perkara yang dapat membinasakannya.

عن عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، يَقُولُ : أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : ” إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Dari Abdullah bin ‘Amru bin al-‘Ash, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya hati anak cucu Adam berada di antara dua jari jemari Ar-Rahman seperti satu hati saja. Dia membolak-balikkannya sesuai yang Dia kehendaki. Kemudian Rasulullah SAW. berdo’a, “Ya Allah! Zat yg Maha memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu.” (Riwayat Muslim).

  • Keyakinan ini juga akan membuat seorang hamba selalu bersikap tawadhu’ karena ia meyakini bahwa dia tidak apa-apanya dibanding kuasa dan kehendak Allah Ta’ala sehingga tidak muncul kesombongan dalam dirinya.

Wallahu a’lam bish shawab.*

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru