Pertanyaan عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ merupakan bentuk sindiran Allah kepada kaum musyrik Quraisy. Mereka mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas diberitakan oleh Allah, yakni hari kebangkitan dan hari pembalasan. Pertanyaan itu bukan didasari ketidaktahuan, melainkan niat meremehkan kebenaran.
Ayat ini juga menegaskan bahwa tidak semua pertanyaan bernilai positif. Ada pertanyaan yang lahir dari keingkaran, dan ada pula pertanyaan yang lahir dari keimanan. Orang beriman boleh bertanya untuk menambah pemahaman, memperdalam iman, dan menguatkan amal. Namun, orang kafir bertanya untuk menolak, menghina, dan menebar keraguan.
Dengan gaya bahasa retoris, Allah justru membalikkan keadaan: kaum Quraisy yang bertanya-tanya dipertanyakan balik oleh Allah, seakan-akan ditegur, “Tentang apa sebenarnya mereka saling bertanya-tanya itu?” Bentuk ini adalah penghinaan halus sekaligus teguran keras atas sikap mereka.