Oleh:
KH Bachtiar Nasir
SUNGGUH Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat menyukai dan mencintai orang yang selalu berdoa, berharap dan meminta kepadanya. Allah Ta’ala membenci orang yang tidak mau berdoa dan meminta. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Surat Ghafir [40]: 60).
Doa untuk memohon surga dan agar dijauhkan dari siksaan neraka sangat banyak dan beragam redaksinya. Bisa dipilih dan diucapkan dalam berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berdoa juga kalau tidak bisa dalam bahasa Arab, dapat dilakukan dengan bahasa sendiri yang penting kita berdoa dengan kerendahan diri dan penuh pengharapan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Maha Mengetahui dan Maha mendengar. Di antara doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah:
عَنْ عَائِشَةَ , أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهَا هَذَا الدُّعَاءَ : ” اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ , عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ , مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ , وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ , عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ , مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ , اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ , وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ , اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ , وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ , وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ , وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ , وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا
Aisyah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkannya doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon padaMu seluruh kebaikan, baik yang cepat (di dunia) maupun yang lambat (di akhirat), baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui, dan aku berlindung kepadaMu dari seluruh kejelekan, baik yang cepat maupun yang lambat, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan apa saja yang dimohonkan oleh hambaMu dan nabiMu (Muhammad SAW) dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekan apa saja yang dimohonkan perlindungannya oleh hambaMu dan nabiMu (Muhammad SAW). Ya Allah, sesungguhnya aku mohon padaMu surga dan setiap perkataan atau perbuatan yang mendekatkan kepadanya, dan aku berlindung kepadaMu dari neraka dan dari setiap perkataan atau perbuatan yang mendekatkan kepadanya, dan aku mohon kepadaMu agar Engkau menjadikan setiap ketentuan yang Engkau tentukan untukku adalah kebaikan. (Riwayat Ibnu Majah, Ahmad dan Ibnu Hibban).
Bertawasul
Allah dan Rasul-Nya juga mengajarkan bahwa dalam berdoa kita harus bertawasul dengan menyebut asma` Allah yang agung. Karena dengan itu doa kita lebih cepat diterima dan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Allah SWT menegaskan:
وَلِلَّـهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’raf [7]: 180).
Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dijelaskan:
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كُنْتُ جَالِسًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَلْقَةِ وَرَجُلٌ قَائِمٌ يُصَلِّي فَلَمَّا رَكَعَ وَسَجَدَ ، جَلَسَ وَتَشَهَّدَ ، ثُمَّ دَعَا فَقَالَ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْحَنَّانُ ، بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ، ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ ، إِنِّي أَسْأَلُكَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَتَدْرُونَ بِمَا دَعَا ؟ ” قَالُوا : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ ” وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ ، الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى
Dari Anas, ia berkata, “Saya pernah duduk bersama Rasulullah SAW dalam suatu halaqah, sedangkan seorang laki-laki melaksanakan sholat, dan ketika ruku’ dan sujud, kemudian dia duduk dan membaca tasyahud lalu ia berdoa dengan membaca, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dengan perantara bahwa Engkau lah pemilik segala puji, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Maha Penyayang, Pencipta langit dan bumi, ya Allah, Maha Gagah lagi Maha Mulia, ya Allah, Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu”. Maka Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tau dengan apa ia berdoa? Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda: “Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung yang jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu maka akan dikabulkan-Nya dan jika orang meminta kepada-Nya dengan nama itu maka akan diberikannya.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ , عَنْ أَبِيهِ , قَالَ : سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , رَجُلًا يَقُولُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ , الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى , وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata, “Nabi SAW mendengar seorang laki-laki berdoa. “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan perantara bahwasannya aku bersaksi sesungguhnya Engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Maha Esa, tempat bergantung, yang tidak beranak dan tidak juga diperanakan, serta tidak ada yang dapat menyerupaiMu seorangpun”. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh ia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling Agung yang jika orang meminta kepada-Nya dengan nama itu maka akan diberikannya, dan jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu maka akan dikabulkan-Nya.” (Riwayat Tirmizi).
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita bahwa ketika hendak berdoa dan meminta kepada Allah, maka hendaklah kita mulai dengan memuji dan mangagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian mengucapkan shalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Baru kemudian kita meminta dan memohon keperluan kita.
عن فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ صَاحِبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : سَمِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ وَلَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ، وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” عَجِلَ هَذَا ” ، ثُمَّ دَعَاهُ ، فَقَالَ لَهُ وَلِغَيْرِهِ : ” إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ ، فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ، ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ
Dari Fadhalah bin ‘Ubaid sahabat Rasulullah SAW ia berkata, “Rasulullah SAW mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya tanpa menyebut nama Allah dan tanpa bershalawat ke atas Nabi SAW, maka Rasulullah SAW bersabda: “Orang itu terburu-buru” Kemudian beliau memanggilnya dan berkat kepadanya dan kepada yang lainnya, “Jika salah seorang di antaa kalian berdoa, maka hendaklah ia mulai dengan memuji Tuhannya dan menyanjung-Nya, kemudian bershalawat ke atas Nabi SAW baru kemudian ia berdoa dengan apa yang ia suka.” (Riwayat Ahmad, Tirmizi dan Abu Daud).
Dengan memulai doa kita dengan memuji dan mengagungkan Allah Ta’ala dan diikuti dengan penghambaan diri kepada Allah, serta pengakuan akan kekurangan dan kelemahan diri kita di hadapan-Nya, maka itu tentu lebih baik daripada orang yang lansung meminta dan memohon keperluannya. Dan itulah yang dilakukan oleh para nabi Allah. Seperti Adam AS yang berdoa:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Surat Al-A’raf [7]: 23).
Yunus AS yang berdoa:
لَّا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (Surat al-Anbiya` [21]: 87).
Dan itulah yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Bakar:
عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي ، قَالَ : ” قُلْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Ajarkanlah kepada doa yang aku baca pada waktu shalatku”. Maka Nabi bersabda: “Ucapkanlah ‘Ya Allah sungguh aku telah banyak menzalimi diriku, dan tidak ada yang dapat mengampunkan dosa kecuali Engkau, maka ampunilah dosaku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan kasihanilah aku sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan Maha Penyayang.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Wallahu a’lam bish shawab.*