Dua Capaian Hidup

Jangan beri yang sisa untuk islam

Oleh:

KH Bachtiar Nasir

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Wahai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja keras menuju (pertemuan dengan) Tuhanmu. Maka, engkau pasti menemui-Nya. Ada pun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, dia akan dihisab dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Ada pun orang yang catatannya diberikan dari belakang punggungnya, dia akan berteriak, “Celakalah aku!” Dia akan memasuki (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir).” (Qs. Al-Insyiqaq ayat 6-13).

Sesungguhnya setiap manusia dan yang berjiwa di alam semesta ini berjalan menuju akhirnya. Menuju tempat yang sama, yaitu pulang menuju Allah Azza Wajalla. Tidak ada satu pun yang salah alamat karena hanya Dialah kesudahan segala urusan, termasuk jiwa hamba-hamba-Nya.

Setiap orang pasti akan pulang membawa capaian-capaiannya masing-masing. Sesuatu yang telah mereka upayakan dengan kerja keras semasa hidupnya. Semua itulah yang akan dibawa pulang oleh setiap jiwa manakala menghadap pada Allah, Dzat Yang Maha menciptakannya. Baik yang nantinya akan ditimbang sebagai amal saleh maupun yang akan diletakkan di sisi timbangan amal keburukan dan maksiat.

Semuanya telah diupayakan secara sungguh-sungguh di dunia dan benar-benar akan dipertanggungjawabkan di akhirat, di hadapan-Nya. Apakah memang benar-benar sebagai tanda bukti menghamba kepada-Nya ataukah sebaliknya untuk menghamba kepada nafsu belaka.

Capaian Rahmat
Oleh karena itu, ada orang yang bergembira dengan capaian yang telah diupayakannya dengan sepenuh jiwa bahkan mengorbankan segalanya, ketika ia menemui Allah, Rabb yang dirindukannya. Karena, ia telah bekerja keras berbekal untuk menemui Allah Ta’ala dengan segala hal yang sekiranya akan membuat Allah ridha kepadanya.

“Ada pun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, dia akan dihisab dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” (QS. Al-Insyiqaq ayat 7-10).

Merekalah orang-orang yang diberi catatannya dari sebelah kanan, yang akan dihisab dengan mudah dan dia akan berkumpul dengan keluarganya kembali di surga dengan kegembiraan yang kekal.

Selamanya bergembira di surga; tanpa pernah menemui kesulitan dan masalah yang kerap menyusul kebahagiaan seperti di dunia. Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan pencapaian akhir, berupa hisab yang mudah dan hidup abadi di surga ini kepada kita sekeluarga dan orang-orang beriman yang telah berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan-Nya.

Capaian Neraka
Ada pun orang yang catatannya diberikan dari belakang punggungnya, dia akan berteriak, “Celakalah aku!” Dia akan memasuki (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir).”

Di sisi lain jalan dunia ini, ada sebagian orang yang juga bersusah payah dan bekerja keras untuk mencapai apa diimpikan oleh nafsunya. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan.

Tanpa mempedulikan aturan yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya. Tanpa mengingat lagi bahwa mereka diciptakan di dunia ini, tak lain hanyalah untuk menghamba dan patuh kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan memberikan karunia untuk hidup di muka bumi.

Mereka tertawa dan bahagia di dunia bersama keluarga dan orang-orang terdekat, meski mereka tahu bahwa tawa dan bahagia mereka di dunia tidaklah kekal. Bahkan, untuk menghadirkan kegembiraan yang mereka rasakan, banyak orang yang menangis dalam kesakitan, ketidak-adilan, ketakutan, bahkan nestapa karena hilangnya nyawa orang yang dicintai. Itulah capaian mereka di dunia, yang mereka upayakan dengan kerja keras. Tanpa lagi mengingat bahwa sesungguhnya mereka benar-benar akan bertemu kembali dengan Allah, Rabb yang telah menciptakan dan kelak menghisab mereka.

Saat mereka benar-benar berhadapan dengan Allah Azza Wajalla, disanalah mereka akan terkejut dengan ketakutan yang sangat. Hingga berkata, “Celakalah aku.” Mereka benar-benar melihat neraka Sa’ir dan didekatkanlah itu kepada mereka.

Tidak ada kerabat yang bersedia mendekat. Semua orang saling menyalahkan dan berupaya menyelamatkan diri. Bahkan, setan pun melemparkan kesalahan itu ke wajahnya. Karena memang, setan pun tak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan sebagian besar dari tindakan pembangkangan terhadap perintah Allah Ta’ala itu dilakukan dengan sadar oleh manusia sendiri.

Disinilah para pembangkang, orang-orang yang ingkar terhadap Tuhannya itu sadar bahwa apa yang telah mereka upayakan di dunia itu sia-sia belaka. Kekuasaan dan hukum yang abadi itu hanya milik Allah Azza wa Jalla. Hanya milik Allah, Raja seluruh langit dan bumi saja. Capaian yang mereka lakukan dengan kerja keras selama ini, tidak mampu menyelamatkan mereka dari kehendak Allah Yang Maha Tinggi.

Mereka tertipu oleh apa yang mereka sangka selama ini. Mereka dibutakan hawa nafsunya sendiri dan mereka tuli akibat menyumbat telinga dan hati mereka sendiri dari mendengar ayat-ayat Allah yang berkali-kali diserukan pada mereka.

Hingga disini, mumpung masih ada kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk taubat dan memperbaiki ketaatan kepada-Nya, lihatlah kembali sisi jalan mana yang selama ini kita jalani dengan segenap kerja keras yang kita korbankan. Sisi jalan yang akan mencapai rahmat-Nya ‘kah ataukah sisi jalan yang akan mengantarkan kita pada neraka Sa’ir sebagai hunian abadi?

Bertaubatlah. Karena, kebahagiaan Allah menyambut hamba-Nya yang pulang setelah salah jalan, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali kendaraannya beserta seluruh isinya yang telah hilang dicuri orang. Buatlah Dia ridha dan senang karena engkau kembali menjadikan-Nya satu-satunya tujuan.

Gembirakanlah Allah Ta’ala dengan kembali patuh kepada-Nya, menuruti apa kehendak-Nya. Jangan membangkang lagi dan jangan tolak lagi kasih sayang-Nya; yang menjagamu dari tipu daya setan dan nafsumu yang justru akan menyakiti dirimu sendiri. Sejatinya, Allah Azza wa Jalla akan senang manakala engkau menjadikan-Nya tempat bergantung, tempat menyerah atas segala masalah, dan menjadi yang pertama kali disebut manakala engkau gembira, meraih apa yang engkau damba.*

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru