Kenikmatan Bertakwa

Jangan beri yang sisa untuk islam

Oleh:
KH Bachtiar Nasir

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِى ۙ فَمَنِ ٱتَّقَىٰ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“…maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Araf ayat 35).

Bertakwalah kepada Allah karena orang yang takwa tidak akan diterpa kegelisahan. Bertakwalah kepada Allah karena apa yang kita inginkan pasti akan dikabulkan dan apa yang dikhawatirkan akan dihindarkan. Beristighfarlah dan serahkanlah diri untuk mengikuti segala kehendak-Nya.

Lakukan sekecil apa pun kebaikan dan patuhi larangan; semampu yang kita lakukan. Kita tidak akan mungkin sempurna menjalankan takwa, tetapi dengan kesungguhan, Allah-lah yang akan menyempurnakan ketakwaan itu dan mengukuhkan keutuhan dari takwa.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسْتَطَعْتُمْ وَٱسْمَعُوا۟ وَأَطِيعُوا۟ وَأَنفِقُوا۟ خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu.” (QS. At-Taghabun ayat 16).

Hanya Perlu Takwa
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka manusia akan mencintainya; termasuk mereka yang membencinya. Tak perlu memaksakan diri terlihat mulia di mata manusia. Hanya dengan bertakwa kepada Allah Ta’ala, maka kita akan menjadi mulia. Justru karena kita memuliakan Allah saja.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dibenci oleh kaumnya sendiri karena dakwah yang dibawanya. Padahal dakwah yang dilakukannya sudah begitu lembut. Namun, ketakwaan yang terpancar melalui akhlak beliau yang mulia, membuat mereka tetap percaya menitipkan hartanya kepada Rasulullah SAW. Mereka benci kepada Rasulullah, tetapi mereka senantiasa membutuhkan dan merindukan sosok Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang begitu ramah dan terpercaya.

Berkata Ats-Tsauri kepada kepada Ibnu Abi Ziyad, “Kalau kamu bertakwa kepada Allah, maka manusia akan mencukupi kamu. Kalau takutmu kepada Allah, maka manusia yang akan berupaya mencukupkan kebutuhan kamu. Bila kamu takutnya kepada manusia dan membuat Allah murka, maka tidak ada seorang pun manusia pun yang mampu mencukupkan kamu. Dan, semua pertolongan manusia, tidak secuil pun bermanfaat untuk menghalau kemurkaan Allah Ta’ala kepadamu.”

Hidup ini sesungguhnya sederhana, total saja bertakwa kepada Allah Ta’ala. Setelah itu kita tidak akan berlelah-lelah untuk mencari-acari apa yang dapat mencukupi kita. Lalu apa masalahnya? Masalahnya ada pada ketidaksungguhan kita dalam menjalankan perintah dan larangan Allah.

Seperti Adam Alaihissalam yang tidak sungguh-sungguh menjadikan setan sebagai musuh, maka dia pun tergelincir jatuh dalam kemurkaan Allah.

وَلَقَدْ عَهِدْنَآ إِلَىٰٓ ءَادَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِىَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُۥ عَزْمًا

“Dan sungguh telah Kami pesankan kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa, dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat padanya.” (QS Thaha ayat 115).

Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah. Kuatkanlah tekad kita untuk tetap bertahan di jalan-Nya, semaksimal kemampuan yang kita miliki. Allah Ta’ala akan menyempurnakan pencapaian takwa yang kita peroleh dan Allah Ta’ala akan menaikkan derajat kita. Dimana pun dan dalam kondisi apapun kita saat ini, tunjukkanlah bulatnya tekad kita untuk senantiasa bertakwa kepada-Nya. Maka Allah Azza wa Jalla akan jadikan langit dimana pun kita berada; menaungi ketakwaan kita dengan kasih sayang dan perlindungan-Nya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَءَامِنُوا۟ بِرَسُولِهِۦ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِۦ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِۦ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hadid ayat 28).

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala, maka akan didatangkan kepada kita manusia untuk mencukupi apa yang kita butuhkan. Namun, bila kita lebih takut kepada manusia dan memicu kemurkaan-Nya, maka sebesar apa pun pertolongan yang manusia berikan kepada kita, maka tidak sedikit pun itu akan membuat kita terbebas dari kesempitan dan kesulitan hidup yang bersebab kemurkaan Allah.

Kenali untuk Mencintai
Langkah yang penting untuk memperkuat takwa adalah rasa cinta. Mari bersama untuk merasakan keindahan takwa. Ada suatu saat, dimana kita tidak merasakan ada ganjalan dan kegelisahan di dalam dada. Allah mudahkan dan limpahkan rahmat dan keberkahan di sekeliling kita. Inilah yang disebut dengan ladzah (nikmat). Suasana ladzah dalam bahasa tazkiyatun nafs adalah betul-betul merasakan kenikmatan yang beraneka ragam dari Allah Ta’ala tanpa rasa sakit sedikitpun di dalam hidup. Sebaliknya hidup benar-benar hanya terasa indah. Yang ingin terucap hanyalah rasa syukur dan pujian kepada-Nya.

Suasana manisnya iman hanyalah datang setelah adanya rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Semakin tinggi rasa cinta, semakin manis rasanya iman. Semakin meredup rasa cinta maka akan semakin berkurang rasa nikmatnya berada dalam naungan iman. Semakin besarnya rasa rindu kepada Allah Azza Wajalla, maka akan semakin lezat rasa perjumpaan dengan Allah.

Namun, kita tidak akan pernah sampai di puncak kerinduan dan kenikmatan berada dalam naungan iman ini manakala belum penuh usaha untuk mengenal Allah Azza Wajalla. Karena, mengenal Allah itu adalah jalan menuju jenjang-jenjang menuju puncak kerinduan dan cinta kepada-Nya. Itu pula jenjang kelezatan beriman kepada Allah Ta’ala. Semakin sempurna ma’rifah (pengenalan) kita kepada Allah, maka akan semakin sempurna rasa cinta itu kita rasakan. Manakala ilmu mengenal Allah atau ma’rifatullah ini semakin sempurna kita miliki, maka akan semakin sempurna rasa cinta dan rindu kita kepada Allah.

Karena itu, semakin dalam ilmu seseorang dalam mengenal Allah, akan semakin sempurna cintanya kepada Allah Azza Wajalla. Orang yang semakin mengenal asma dan sifat-Nya serta mengenal aturan-aturan yang ditetapkan melalui Al-Quran dan sunnah Rasulnya; akan semakin berkembang rasa cinta dan rindu-Nya kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala. Rindu untuk berjumpa dengan-Nya, rindu untuk mendengar ayat-ayat Allah, dan semakin ingin selalu bisa berdekatan dengan-Nya, hingga semakin sempurna kelezatan dalam beriman kepada-Nya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Semakin bertambah pengetahuan seorang hamba tentang Allah azza wa jalla, maka semakin bertambah pula rasa takut dan pengagungan hamba tersebut kepada-Nya.”

Semoga kita senantiasa dituntun dengan cahaya Allah Ta’ala untuk semakin mengenal asma, sifat, dan hukum-hukum-Nya, sehingga kita termasuk hamba yang dikaruniai kelezatan iman hingga berjumpa dengan-Nya di akhirat nanti.*

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru