Muhasabah dari kelalaian terhadap asma dan sifat Allah Subhana wa Ta’ala

Jangan beri yang sisa untuk islam

 

Oleh KH Bachtiar Nasir

Muhasabahlah,  agar hati kembali hidup, bahwa kita ingin dekat dengan Allah dengan menyebut nama-nama-Nya, dan menjadikan nama-nama-Nya menjadi pelita hidup kita.

Allah memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifatnya yang mulia. Mintalah kepada-Nya dengan asma wa sifa.

Semua yang terjadi di alam ini bersumber dari nama dan sifat-Nya. Karena itu, mari menundukkan hati, menundukkan ego, dan tanyakan kepada diri sendiri: kenapa kita lalai?

Kita menghirup udara dengan bebas seolah-olah itu terjadi begitu saja tanpa campur tangan Sang Pencipta, bahkan kita merasa itu adalah hak kita.

Kita memerlukan Allah saat sedang kesusahan, kesukacitaan, tetapi kita melupakan-Nya saat kita senang.

Ada yang merasa tidak cukup bersama Allah, padahal mulutnya mengatakan Allah Ar-Rahman.

Allah Al-Jabar yang mengetahui detil-detil sesuatu, tapi kita masih sembunyi-sembunyi berbuat dosa seolah-olah Allah sedang alpa. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi ini merupakan kebodohan yang nyata.

Asmaul Husna merupakan kesempurnaan Allah.

Siapa kita di hadapan Allah? Seberapa mulia kita di hadapan Allah? Periksalah hati kita, seberapa mulia Allah di hati kita.

Allah itu al-Ghafur, Maha pyengampun. Tetapi mengapa kita masih menunda-nunda taubat, seakan-akan kematian kita yang menentukan kapan waktunya.

Allah Al-Adl, Dia Maha Adil, tetapi kenapa kita zalim terhadap diri sendiri?

Allah adalah Al-Hayyu, Yang Maha Hidup, tidak bergantung kepada kehidupan yang lain. Dia-lah justru sumber kehidupan.

Allah Al-Qoyum, Maha Berdiri Sendiri, karena Dia-lah tempat bersandar. Seringkali justru kita bergantung kepada sesama makhluk yang lemah, meminta tolong kepada yang tidak bisa menolong.

Sudah seberapa jauh kita menilai diri sendiri? Apakah kita sudah merasa hina di hadapan-Nya? Atau kita bangga akan dosa-dosa kita sendiri?

Mari tundukkan hati sambil mengakui, bahwa kita lemah tanpa pertolongan-Nya.

Jangan putus harapan dan asa, karena Allah Maha Berulang-ulang menerima taubat kita, berulang-ulang maafkan kita, Dia yang setia menanti kita kembali dalam taubat dan meminta ampunan.

Katakan:

Astaghfirullah wa atubu ilaih,  أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.

Astagfirullahaladzim Alladzi Lailaha Illa Huwal Hayyul Qayyum Wa Atubu Ilaih

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Allahumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘annī.

اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Pelajari satu per satu namanya, temukan nama dan sifat-Nya.

Saat kita bangun tidur dalam kondisi paling lemah, atap rumah bisa runtuh kapan saja, dinding rumah bisa roboh kapan saja. Ingatlah, kita suatu waktu akan kembali kepada-Nya.

Kita pasti akan kembali kepada-Nya, dalam keadaan suka atau tidak suka.  Ketika waktunya datang, Dia tidak pernah bertanya, apakah kita sudah siap atau belum siap. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji’un.

Ingatlah orang-orang yang sudah mendahului kita, mereka wafat tanpa rencana. Mendekatlah dan semakin mendekat dengan posisi terhina di hadapan-Nya.

Mari menundukkan hati sambil mengakui, kita membutuhkan Allah. Ini kebutuhan emergency setiap saat, sementara Allah tidak membutuhkan kita.

Kita hamba yang tidak bisa apa-apa tanpa pertolongan-Nya, tidak punya daya, tidak punya energi. Kita tak bisa apa-apa di hadapan-Nya. Laa haula wa laa quwwata ilahbillah.

Di hari Jum’at ini, mari bersyalawat,

  • اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayydina Muhammad, kama shollaita ‘alaa sayyidina Ibrahim wa ‘ala aali sayydina Ibrahim, wabaarik ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘ala aali sayyidina Muhammad, kama baarakta ‘alaa sayyidina Ibrahim wa’alaa aali sayyidina Ibrahim fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Merugilah sesiapa yang melupakan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sesungguhnya Dia sangat dekat, Dia algoritma pikiran kita sendiri yang ditangkap oleh semesta dan Allah di balik itu semua.

Kita hanya manifestasi dari jelmaan nama dan sifat Allah, kita bukan mengawang-awang di awan. (*)

 

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru