Pentingnya Pendidikan Shalat Bagi Anak

Jangan beri yang sisa untuk islam

Oleh:

KH Bachtiar Nasir

 

SHALAT adalah ibadah dan syiar Islam yang paling penting bagi seorang muslim. Sehingga orang yang dengan sengaja meninggalkan shalat fardhu berarti telah melakukan dosa besar. Dan cukup untuk membuktikan betapa penting dan seriusnya masalah meninggalkan shalat dalam Islam, adanya pendapat sebagian ulama bahwa hukum orang yang meninggalkan shalat adalah kafir keluar dari Islam.

Pendapat mazhab Hanbali dan sebagian besar sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan dari Abdullah bin Syaqiq al-‘Aqili, ia berkata, “Para sahabat Nabi SAW tidak mengatakan seseorang yang meninggalkan suatu ibadah itu sebagai kafir kecuali orang yang meninggalkan shalat.”

Banyak dalil dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menegaskan bahwa yang membedakan antara orang Islam dengan orang kafir adalah shalat. Rasulullah SAW bersabda:

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

“Pemisah antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (Riwayat Muslim).

Maka sudah sepatutnya bagi kita umat Islam menjadikan masalah shalat ini menjadi perhatian dan konsen kita dan sama sekali tidak boleh kita remehkan, Terutama kepada anak keturunan kita yang akan menjadi generasi masa depan umat ini agar keluarga dan masyarakat kita tidak kehilangan identitasnya sebagai muslim.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Rasul-Nya dan tentu juga kita sebagai umatnya untuk menyuruh anggota keluarga kita agar selalu mendirikan shalat dan bersabar dalam melakukan hal itu.

وَأْمُرْ‌ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ‌ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِ‌زْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْ‌زُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Surat Thaha [20]: 132).

Dan ketika menyebutkan tentang sifat dan kemuliaan Nabi Ismail AS, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa Nabi Ismail AS adalah orang yang selalu menyuruh keluarganya untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

وَكَانَ يَأْمُرُ‌ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِندَ رَ‌بِّهِ مَرْ‌ضِيًّا

“Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (Surat Maryam [19]: 55).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan bimbingan bagi umatnya bagaimana membiasakan anak untuk mendirikan sholat sejak dari usia dini.

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ سِنِينَ ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

Dari ‘Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Riwayat Ahmad dan Abu Daud).

Adapun di antara cara dan metode membiasakan anak untuk shalat dan menjadikan mereka mencintai shalat adalah:

  • Penanaman nilai-nilai tauhid sejak usia dini sesuai dengan perkembangan usia mereka karena dengan itu mereka akan mudah menerima dan melaksanakan apa yang diwajibkan kepada mereka. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan terlebih dahulu menanamkan tauhid ke dalam diri para sahabatnya sehingga tanpa ragu mau melakukan segala kewajiban yang dibebankan kepada mereka.
  • Pentingnya ada qudwah (contoh tauladan) dari kedua orang tua yang selalu melaksanakan shalat di awal waktu dan melaksanakan shalat-shalat sunnah. Karena biasanya anak-anak itu sangat senang mengikuti dan mencontoh apa yang dilakukan kedua-orangtuanya. Maka hendaknya orang tua menggunakan kesempatan itu untuk menanamkan kecintaan akan shalat dalam diri anak mereka.
  • Selalu mengajak dan membawa anak untuk melaksanakan shalat di masjid karena masjid adalah tempat tumbuhnya orang-orang besar dalam sejarah Islam. Masjid adalah tempat penanaman rasa kecintaan terhadap rumah Allah sehingga hati anak-anak itu selalu terikat dengan masjid. Anak-anak juga akan mendapatkan ilmu dan teman-teman yang baik di lingkungan masjid.
  • Selalu mengingatkan dengan cara dan metode yang sesuai akan pentingnya shalat dalam Islam sebagai rukun Islam dan sebagai tanda serta identitas diri sebagai seorang muslim.
  • Menggunakan metode cerita dan kisah dengan menceritakan kisah para nabi, sahabat nabi dan orang-orang sholeh yang hidup mereka sangat terikat dengan sholat karena metode cerita ini mungkin lebih berpengaruh terhadap anak-anak daripada metode yang lain.
  • Menggunakan metode punishment dan reward (hukuman dan hadiah) dengan memberikan hadiah atau sekedar pujian di depan anggota keluarga ketika mereka dapat melaksanakan shalat dengan benar dan tepat pada waktunya. Sebaliknya memberikan hukuman ketika mereka tidak shalat sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
  • Selalu bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT agar anak-anak kita diberikan hidayah untuk selalu berada di jalan yang lurus dan selalu mendirikan shalat karena kita menyadari bahwa semua usaha yang kita lakukan tetaplah sekadar usaha sedangkan hidayah itu merupakan anugerah dan nikmat Allah SWT yang Dia berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Hendaknya kita selalu melantunkan doa yang selalu dibaca Nabi Ibrahim:

رَ‌بِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّ‌يَّتِي ۚ رَ‌بَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Surat Ibrahim [14]: 40).

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang selalu mendirikan shalat dan juga bisa mendidik anak keturunan kita untuk selalu mendirikannya sehingga kita bisa menjaga diri dan anggota keluarga kita dari siksaan api neraka. Allah SWT berfirman:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارً‌ا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Surat Al-Tahrim [66]: 6).

Wallahu a’lam bish shawab.

 

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru