Taat kepada Rasulullah

Jangan beri yang sisa untuk islam


Oleh:
KH Bachtiar Nasir

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran ayat 31).

Kebencian kepada Islam terutama pada sosok Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah usai hingga akhir zaman. Akan semakin banyak cara yang dilancarkan untuk menghina kemuliaan beliau. Walau akhirnya, Allah siksa dan peringatkan mereka. Layaknya pembuat karikatur Nabi di Swedia yang mati di dalam mobilnya yang terbakar bersama dua polisi yang mengawalnya. Namun, tentu kita tidak bisa tinggal diam menyaksikan berbagai penghinaan terhadap sosok beliau yang mulia.

Nah, jika orang-orang kafir mengolok Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui visual, lalu bagaimana dengan sebagian orang yang sudah mengaku berislam, tetapi tidak beriman dan tidak mau melaksanakan sunah dan perintah-perintah beliau? Bukankah, pengingkaran di hati ini tidaklah jauh berbeda dengan menghina Rasul kita?

Ta’ati Allah, Ta’ati Rasul
Oleh karena itu, hari ini, saya ingin kembali mengingatkan bahwa beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membenarkan beliau sebagai utusan Allah Ta’ala. Menaati semua risalah yang dibawanya, dan tunduk kepadanya dengan satu keyakinan bahwa taat kepada Rasulullah sama dengan menaati perintah Allah Ta’ala. Karena dialah utusan Allah di muka bumi ini.

قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَ

Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS. Ali Imran ayat 32).

Dialah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sang pemimpin yang membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain Allah yang tidak pantas untuk disembah. Dialah yang mengantarkan cahaya ilmu dan kegelapan kebodohan yang saat itu tengah melingkupi dunia. Dari perbudakan yang paling berbahaya yaitu kemusyrikan yang membuat manusia menyembah sesama mahluk yang membuat dia terhina di dunia maupun akhiratnya.

Dialah, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membawa manusia menuju kesejahteraan lahir dan bathin. Rasulullah Muhammad saw adalah manusia terpilih yang dididik langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak memiliki kepentingan apa pun atas umat manusia kecuali membawa kita semua kedalam kebaikan.

Saudaraku, mari kita pikirkan baik-baik, seandainya dalam kehidupan manusia di muka bumi ini tiada nabi dan rasul Allah, khususnya Rasulullah Muhammad saw yang menjadi pemimpin umat ini. Apa jadinya orangtua dan nenek moyang kita, jika tidak ada Nabi saw dan bagaimana anak-cucu sepeninggal kita kelak, jika tidak ada jejak risalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Apa yang mereka lakukan manakala bangun tidur hingga tidur kembali? Ilmu dan pengetahuan apa yang digunakan untuk menerangi kehidupan? Nyatanya, apa yang dibilang sebagai ilmu pengetahuan yang canggih dari produk Barat, hanyalah semakin menjerumuskan manusia dalam paham meterialistik dan hedonis. Apakah kehidupan tanpa penuntun, tanpa nurani, layaknya robot atau hewan inilah yang kita inginkan? Betapa hina dinanya peradaban manusia.

Rahmat Kehidupan
Alhamdulillah, telah diutus kepada kita sang Rasul yang menerangi jalan hidup kita dari berbagai kesesatan dan penyimpangan. Para ulama seringkali menggambarkan romantisme kehadiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupan manusia dengan penyataan bahwa beliaulah nikmat terbesar yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita.

Dialah Al-Quran yang berjalan. Yang mampu terlihat, terdengar, dan tersentuh oleh manusia biasa. Dialah ayat-ayat Allah yang mewujud sehingga kita mampu melihat dan memahami Al-Quran dengan jelas. Dialah manusia pilihan itu. Hanyalah Islam satu-satunya agama yang ada di dunia ini yang meyakini bahwa nabinya adalah manusia biasa. Bukan separuh tuhan, bukan separuh dewa. Tentu ini adalah rahmat yang besar karena kita akan dengan mudahnya mencontoh dan melaksanakan apa yang diajarkannya karena dia adalah manusia yang mudah untuk kita pahami sebagai sesama.

Dialah yang diutus kepada kita sebagai da’iyan wa nadziraan, yaitu yang memberi peringatan manakala kita menyimpang dan membawa berita gembira pada orang-orang yang hatinya beriman. Sementara orang yang hatinya kotor, maka akan sesak hatinya menerima peringatan yang dibawa oleh Rasulullah saw. Bagi mereka, sangat sulit untuk menerima ketetapan bahwa ini haram, ini najis, ini dilarang dan lain sebagainya.

Karena itu, marilah berdoa, semoga kita senantiasa dianugerahi hidayah yang paling besar yaitu petunjuk untuk selalu beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan iman yang sesungguhnya yaitu membenarkan kerasulannya, membenarkan risalah yan dibawanya, dan tunduk taat kepadanya sebagai tangga untuk tunduk dan taat kepada Allah Azza wa Jalla.

Dia, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menunaikan amanah sepenuh hati. Tidak ada satu pun amanah yang Allah berikan kepadanya, beliau sembunyikan untuk kalangan tertentu atau keluarganya saja. Dialah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah menjernihkan pemikiran umat, telah menjernihkan hati, dan memperlihatkaan mana yang benar dan yang salah. Totalitas hidupnya hanyalah untuk mengajak kita semua kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apa yang menjadi beban kita menjadi derita juga untuk dirinya. Ketamakannya bukanlah atas harta dunia atau nafsunya. Namun, ketamakannya adalah untuk menyelamatkan seluruh manusia hingga akhir zaman untuk tetap berada dijalan Allah Ta’la. Keserakahannya adalah untuk bagaimana menyelamatkan seluruh manusia hingga akhir zaman terbebas dari siksa api neraka dan kelak dapat berkumpul bersama di surga. Semua itu dilakukannya dengan sepenuh jiwa bahkan tak kadang mempertaruhkan nyawa. Bagi beliau, itulah satu-satunya misi kehidupan yang kemudian diperjuangkannya hingga akhir hayat.

Kufur kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila ada di antara kita yang meyakini bahwa ada Nabi setelah beliau. Apabila ini terjadi, maka orang tersebut adalah orang yang telah kafir. Hari ini, pekerjaan rumah kita adalah banyaknya orang yang mengaku beriman kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal di hatinya ada kebencian yang sangat besar kepada beliau dan risalah yang dibawanya.

Yang disesatkan dari kita tanpa terasa adalah perlahan kita dikeluarkan dari sunah Nabi saw. Kita berlebih-lebihan dalam beragama, layaknya orang Nasrani memperlakukan Isa Al-masih as. Apa yang harus kita lakukan dengan kenyataan ini? Yang paling penting saya ingatkan dalam kesemptan yang paling berbahagia ini, berimanlah sungguh-sungguh maka insyaAllah Anda selamat menghadapi berbagai bentuk penyimpangan yang membelokkan kita dan generasi penerus Islam saat ini.

Perbanyaklah bershalawat kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, jalankan sunah-sunah yang beliau ajarkan, dan bacakanlah hadits, dan ceritakanlah kisah-kisah Rasulullah beserta para sahabatnya kepada anak-anak kita. Sehingga tumbuh kecintaan dalam hati mereka dari semenjak usia belia. InsyaAllah, syafaat Nabi akan diberikan kepada kita, kepada anak-anak kita, dan kepada orang-orang yang kita cintai.*

Facebook
WhatsApp
Threads
X
Telegram
Print
Picture of KH Bachtiar Nasir

KH Bachtiar Nasir

Ulama, Pemikir, dan Penggerak Dakwah Islam

Artikel Terbaru